Bagaimana berinvestasi dalam situasi yang masih belum menentu saat ini? Inilah yang nasihat dari Roy/Sandra Sembel yang ditulis di Sinar Harapan.
Tetap Tenang
Hampir setiap hari kita mendengar kabar yang mengkhawatirkan tentang kondisi keuangan dunia, bahkan keuangan negara, dan perusahaan-perusahaan besar tertentu, baik di media cetak maupun media elektronik. Namun, yang perlu kita lakukan pertama kali adalah tetap tenang dan tidak panik. Ada banyak keuntungan yang bisa kita petik jika kita tetap tenang.
Berpikir Jernih
Jika kita panik, biasanya kita tidak bisa berpikir jernih. Hasilnya, kita akan sulit menganalisis situasi yang sedang terjadi, mengidentifikasi sumber masalah. Jika ini yang terjadi, kita akan sulit mencari alternatif jalan keluar dari masalah yang sedang kita hadapi. Atau bisa jadi, apa yang sebenarnya bukan masalah, terlihat seperti masalah.
Apa yang sebenarnya hanya masalah sepele, karena kepanikan dan kekhawatiran yang berlebih, masalah sepele tersebut menjadi seperti masalah yang tak tertangani. Sebaliknya, dengan tetap tenang, pikiran menjadi lebih jernih. Kita bisa dengan lebih mudah mengidentifikasi apa sumber masalah yang sebenarnya dan memilih alternatif solusi paling tepat, serta prioritas tindakan yang paling pas untuk keluar dari masalah yang ada.
Keputusan Rasional
Pikiran yang dipenuhi dengan kekhawatiran akan menyebabkan kita mengambil keputusan yang tidak rasional, yaitu keputusan yang lebih berdasarkan emosi sesaat saja.
Keputusan seperti ini cenderung lebih mengarahkan kita kepada tindakan yang mungkin sekali akan kita sesali di kemudian hari. Tentunya kita tidak menginginkan hal seperti ini terjadi.
Sebaliknya, ketenangan pikiran membantu kita berpikir jernih dan rasional dan mengarah kepada pengambilan keputusan yang lebih berdasarkan fakta yang menunjang dan analisis yang rasional. Keputusan seperti ini penting untuk kita dapatkan agar bisa mengarahkan tindakan kita pada prioritas dan solusi yang paling tepat untuk kondisi keuangan serta tujuan keuangan kita.
Tetap Bijak
Gonjang-ganjing kondisi perekonomian dunia dan negara bisa saja makin meresahkan, tetapi kita harus tetap bijak dalam mengambil keputusan dan bertindak.
Keamanan Investasi
Lembaga keuangan di Indonesia, khususnya perbankan, umumnya dijamin oleh pemerintah (sampai jumlah tertentu). Pastikan uang kita tetap berada di lembaga keuangan aman (yang mendapat jaminan pemerintah tersebut). Jadi, kita tidak usah panik, jika memang investasi sudah aman. Kita juga tidak perlu menguras sampai habis uang kita dari lembaga perbankan, karena belum tentu di luar sistem perbankan uang kita menjadi lebih aman.
Sebaliknya, jika kita keluarkan uang dari bank, pikirkan secara bijak keamanan uang tersebut, dan pilih alternatif investasi yang memberikan hasil (reward) dan keamanan yang kurang lebih sama dengan yang sekarang ini kita nikmati, atau bahkan lebih baik.
Jika kita tidak menemukannya, tetaplah menyimpan uang di bank. Untuk hal ini, kita bisa berkonsultasi dengan penasihat keuangan atau lembaga yang bertindak sebagai konsultan keuangan pribadi.
Tujuan Jangka Panjang
Selanjutnya, Suze Orman, pakar keuangan pribadi, di website dan di program TV yang diasuhnya menekankan kepada para pembaca dan pemirsa untuk tetap fokus pada tujuan jangka panjang kita (www.suzeorman.com, Oktober 13, 2008).
Jadi, jika kita memang tidak terlalu membutuhkan sejumlah uang besar saat ini, atau dalam waktu dekat, pastikan kita tetap fokus pada tujuan jangka panjang. Artinya, jika kita memang bertujuan menggunakan tabungan kita untuk investasi bagi pendidikan sepuluh tahun ke depan, atau dana pensiun, yang akan kita gunakan dalam 20 atau 30 tahun ke depan, kita tidak perlu panik.
Variasi
Selanjutnya, tindakan bijak yang perlu kita lakukan adalah memastikan "telur emas" kita tidak berada dalam satu keranjang saja. Untuk itu, kita perlu pastikan bahwa keranjang investasi kita bervariasi, ada yang dalam bentuk tabungan deposito, saham, mata uang asing, properti, emas/barang berharga lainnya.
Untuk jumlah, jenis, dan proporsi kombinasi investasi yang paling tepat dengan karakter, kebutuhan, dan tujuan keuangan kita, cobalah berkonsultasi dengan penasihat keuangan/konsultan keuangan pribadi. Jika ada di antara kita yang belum pernah memanfaatkan jasa konsultan pribadi, kita bisa mencoba mulai sekarang, atau kita bisa juga memulai dengan mengunjungi website beberapa konsultan keuangan dan mengajukan pertanyaan langsung pada sang pakar (namun mungkin jawaban tidak langsung dapat diterima secepatnya).
Waspada
Kita boleh tetap optimistis, tetapi juga tetap waspada. Keoptimisan perlu diseimbangkan agar tetap menjejak pada realitas. Kewaspadaan juga perlu ditakar agar tidak melampaui batas sehingga menjadi kekhawatiran yang berlebihan. Artinya, kita harus optimistis dan jeli dalam melihat peluang-peluang emas yang bisa memantau kesempatan dalam krisis. Namun, kita juga perlu tetap waspada akan berbagai tantangan yang mengadang. Pastikan kita sudah mempersiapkan diri dengan baik dan benar.
Apa pun yang kita hadapi, tetaplah tenang, tetap waspada dan tetap fokus pada tujuan keuangan jangka panjang. Kita sudah pernah melalui krisis ekonomi yang dahsyat menjelang pergantian milenium yang lalu. Pasti kita juga akan mampu melalui krisis ini. Koordinasi antarbagian, dan saling mendukung akan meringankan beban kita serta mempercepat penanganan krisis. Selamat mencoba dan sukses untuk kita semua.
Sumber : Sinar Harapan/VM